Abstrak (seminar Ars)

ABSTRAK
Perkembangan arsitektur sejalan dengan perkembangan masyarakat dan budayanya. Hal itu sejalan juga dengan perkembangan teknologi yang dipakai pada sehari hari. Semua perkembangan itu berlaku juga pada bidang arsitektur, yakni dalam proses pembangunan. Namun pembangunan yang selama ini terjadi belum memperhatikan aspek lingkungan, dimana buruknya kondisi iklim merupakan dampak dari tidak diperhatikannya aspek lingkungan pada proses pembangunan. Atau fenomena tersebut sering disebut global warming. Pada saat ini muncul lah konsep sustainable, dimana konsep ini sangat memperhatikan kehidupan untuk masa mendatang dan mengedepankan 3 aspek kehidupan yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Penerapan sustainable ini bukan hanya pada bangunan saja, namun semua komponen bidang arsitektur. Komponen itu adalah, kawasan (site), desain, material, struktur. Dimana pada setiap komponen nya memiliki syarat syarat sustainable yang di nilai dalam tolok ukur greenship.
Salah satu komponen itu adalah kawasan (site). Dimana dalam tolok ukur greenship terdapaat syarat Menyediakan fasilitas pejalan kaki yang aman, nyaman dan bebas dari perpotongan akses kendaraan bermotor untuk menghubungkan minimal 3 fasilitas umum diatas dan atau dengan stasiun transportasi masal. Kajian fasilitas pedestrian, ruang terbuka, dan ruang diantara bangunan pada kawasan Cihampelas Walk ini bertujuan untuk mengetahui syarat sustainable pada suatu kawasan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu dengan survey secara langsung terhadap objek yang telah ditentukan, wawancara dengan pihak pihak yang terlibat terhadap Cihampelas Walk baik perencana maupun pengunjung, studi literatur terhadap aspek – aspek sustainable pada suatu kawasan, studi preseden terhadap kawasan-kawasan yang telah dianggap sustainable.
Kajian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat luas tentang teori sustainable yang diharapkan dapat diaplikasikan pada lingkungan masing masing.

Arsitektur Kota

Elemen-elemen fisik dalam Perancangan Kota
Menurut Shirvani, ranah {domain} Perancangan Kota mencakup ruang-ruang antar bangunan, ruang yang diciptakan untuk masyarakat, yang berkaitan dengan kualitas fisik lingkungan. Selain itu, Shirvani juga menetapkan delapan elemen fisik dalam perancangan kota, seperti:
Tata guna lahan (Land Use), yang merupakan elemen kunci Perancangan Kota, sebagai rencana dasar dua dimensi, dimana ruang tiga dimensi dibentuk. Disini ia menyarankan suatu perencanaan fungsi bersifat campuran (Mix Use), sehingga akan terjadi suatu kegiatan 24 jam per hari, dan meningkatkan sistem infrastruktur kota.
Tata Guna Lahan merupakan rancangan dua dimensi berupa denah peruntukan lahan sebuah kota. Ruang-ruang tiga dimensi (bangunan) akan dibangun di tempat-tempat sesuai dengan fungsi bangunan tersebut. Sebagai contoh, di dalam sebuah kawasan industri akan terdapat berbagai macam bangunan industri atau di dalam kawasan perekonomian akan terdapat berbagai macam pertokoan atau pula di dalam kawasan pemerintahan akan memiliki bangunan perkantoran pemerintah. Kebijaksanaan tata guna lahan juga membentuk hubungan antara sirkulasi/parkir dan kepadatan aktivitas/penggunaan individual.
__Terdapat perbedaan kapasitas (besaran) dan pengaturan dalam penataan ruang kota, termasuk di dalamnya adalah aspek pencapaian, parkir, sistem transportasi yang ada, dan kebutuhan untuk penggunaan lahan secara individual. Pada prinsipnya, pengertian land use (tata guna lahan) adalah pengaturan penggunaan lahan untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga dapat memberikan gambaran keseluruhan bagaimana daerah-daerah pada suatu kawasan tersebut seharusnya berfungsi.

Penggunaan lahan pada sumberdaya alam meliputi : (1) erosi oleh angin dan air ; (2) pertahanan dan peningkatan kualitas tanah ; (3) kualitas dan kuantitas air ; (4) kondisi kesehatan tanaman ; (5) dan habitat satwa liar
Tata bangunan (Building Form and Massing), yang berkaitan dengan bentuk fisik bangunan, seperti: ketentuan tinggi bangunan, kepejalan bangunan (Bulk), garis sempadan, penutupan lahan atau amplop bangunan (yang meliputi KLB dan KDB), disamping hal-hal mengenai gaya arsitektur, skala, bahan dan warna bangunan.
Prinsip-prinsip dan teknik Urban Design yang berkaitan dengan bentuk dan massa bangunan meliputi:
–     Scale, berkaitan dengan sudut pandang manusia, sirkulasi, dan dimensi bangunan sekitar.
–     Urban Space, sirkulasi ruang yang disebabkan bentuk kota, batas, dan tipe-tipe ruang.
_-     Urban Mass, meliputi bangunan, permukaan tanah dan obyek dalam ruang yang dapat tersusun untuk membentuk urban space dan pola aktifitas dalam skala besar dan kecil.

Building form and massing membahas mengenai bagaimana bentuk dan massa-massa bangunan yang ada dapat membentuk suatu kota serta bagaimana hubungan antar-massa (banyak bangunan) yang ada. Pada penataan suatu kota, bentuk dan hubungan antar-massa seperti ketinggian bangunan, jarak antar-bangunan, bentuk bangunan, fasad bangunan, dan sebagainya harus diperhatikan sehingga ruang yang terbentuk menjadi teratur, mempunyai garis langit – horizon (skyline) yang dinamis serta menghindari adanya lost space (ruang tidak terpakai).
Sirkulasi dan perparkiran (Circulation and Parking). Kriteria ideal dari elemen sirkulasi untuk dapat membentuk suatu lingkungan adalah: Jalan harus merupaka” elemen ruang terbuka, yang enak dipandang. Jalan tersebut mampu mernberikan orientasi yang jelas bagi para pengemudi, serta dapat membuat lingkungan yang dilaluinya mudah dikenali. Adanya kerjasarna dari sektor umum dan swasta, dalam mencapai tujuan tersebut. Sedangkan masalah perparkiran, memiliki dua pengaruh langsung terhadap kualitas lingkungan, yang meliputi kelangsungan aktivitas kota, dan dampak visual terhadap bentuk fisik dan struktur kota.
___

___
Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung dapat membentuk dan mengkontrol pola kegiatan kota, sebagaimana halnya dengan keberadaan sistem transportasi dari jalan publik, pedestrian way, dan tempat-tempat transit yang saling berhubungan akan membentuk pergerakan (suatu kegiatan). Sirkulasi di dalam kota merupakan salah satu alat yang paling kuat untuk menstrukturkan lingkungan perkotaan karena dapat membentuk, mengarahkan, dan mengendalikan pola aktivitas dalam suatu kota. Selain itu sirkulasi dapat membentuk karakter suatu daerah, tempat aktivitas dan lain sebagainya.
Tempat parkir mempunyai pengaruh langsung pada suatu lingkungan yaitu pada kegiatan komersial di daerah perkotaan dan mempunyai pengaruh visual pada beberapa daerah perkotaan. Penyediaan ruang parkir yang paling sedikit memberi efek visual yang merupakan suatu usaha yang sukses dalam perancangan kota.
_Ruang terbuka (Open Space) , mencakup semua unsur landscape (jalan, crotoar dan sejenisnya), taman, dan ruang rekreasi didaerah perkotaan. Dimana ruang terbuka hendaknya menjadi bagian integral dari Perancangan Kota, bukan hanya merupakan akibat dari penyelesaian arsitekturnya.

Jalur pejalan kaki (Pedestrian Ways), sebagai sarana bagi pejalan kaki dan sebagai sarana pendukung kegiatan (sektor informal, seperti: kaki lima, dsb), yang sekaligus dapat menghidupkan ruang-ruang terbuka kota. Sistem pejalan kaki yang baik adalah:
–     Mengurangi ketergantungan dari kendaraan bermotor dalam areal kota.
–     Meningkatkan kualitas lingkungan dengan memprioritaskan skala manusia.
–     Lebih mengekspresikan aktifitas PKL dan mampu menyajikan kualitas udara.
Elemen pejalan kaki harus dibantu dengan interaksinya pada elemen-elemen dasar desain tata kota dan harus berkaitan dengan lingkungan kota dan pola-pola aktivitas sertas sesuai dengan rencana perubahan atau pembangunan fisik kota di masa mendatang. Perubahan-perubahan rasio penggunaan jalan raya yang dapat mengimbangi dan meningkatkan arus pejalan kaki dapat dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
–        Pendukung aktivitas di sepanjang jalan, adanya sarana komersial.
–        Street furniture

__Aktivitas pendukung (Activity Support ), meliputi semua penggunaan dan kegiatan yang berlangsung di dalam ruang-ruang terbuka kota. Pendukung kegiatan adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan yang mendukung ruang public suatu kawasan kota. Bentuk activity support antara lain taman kota, taman rekreasi, pusat perbelanjaan, taman budaya, perpustakaan, pusat perkantoran, kawasan PKL dan pedestrian, dan sebagainya.

Aktivitas pendukung adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan yang mendukung ruang publik suatu kawasan kota. Bentuk, lokasi dan karakter suatu kawasan yang memiliki ciri khusus akan berpengaruh terhadap fungsi, penggunaan lahan dan kegiatan pendukungnya. Aktivitas pendukung tidak hanya menyediakan jalan pedestrian atau plasa tetapi juga mempertimbangkan fungsi utama dan penggunaan elemen-elemen kota yang dapat menggerakkan aktivitas.
_Rambu, papan reklame, dan Iain-lain (Signage), sebagai suatu elemen visual yang merupakan alat bantu untuk berorientasinya masyarakat pemakai ruang kota, perlu diatur agar tercipta keserasian melalui keseimbangan antara kepentingan umum dan privat, dampak visual yang tidak berlebihan, sekaligus mengurangi kesemrawutan dan persaingan dengan rambu-rambu lalu lintas, yang memang sangat diperlukan. Perpapanan (signage) digunakan untuk petunjuk jalan, arah ke suatu kawasan tertentu pada jalan tol atau di jalan kawasan kota. Tanda yang didesain dengan baik menyumbangkan karakter pada fasade bangunan dan menghidupkan street space dan memberikan informasi bisnis.

Preservasi dan konservasi (Preservation), yang meliputi perlindungan terhadap tempat tempat atau aset kota yang sudah ada, disamping bangunan-bangunan bersejarah.
Preservasi harus diarahkan pada perlindungan permukiman yang ada dan urban space, hal ini untuk mempertahankan kegiatan yang berlangsung di tempat itu.
Preservasi dalam perancangan kota adalah perlindungan terhadap lingkungan tempat tinggal (permukiman) dan urban places (alun-alun, plasa, area perbelanjaan) yang ada dan mempunyai ciri khas, seperti halnya perlindungan terhadap bangunan bersejarah. Manfaat dari adanya preservasi antara lain:
–     Peningkatan nilai lahan.
–     Peningkatan nilai lingkungan.
–     Menghindarkan dari pengalihan bentuk dan fungsi karena aspek komersial.
–     Menjaga identitas kawasan perkotaan.
–     Peningkatan pendapatan dari pajak dan retribusi.

Ilmu Lingkungan

Pencemaran Air (Pengertian, Sumber, Dampak dan Penanggulangan)

Pengertian
Pencemaran air adalah kontaminasi tempat penampungan air (misalnya danau, sungai, lautan, akuifer dan air tanah). Polusi air terjadi ketika polutan dibuang langsung atau tidak langsung ke perairan tanpa penanganan cukup untuk menghilangkan senyawa berbahaya.
Pencemaran air mempengaruhi tanaman dan organisme yang hidup di sekitar air. Dalam hampir semua kasus efeknya merusak tidak hanya untuk spesies individu dan populasi, tetapi juga untuk masyarakat biologis alami.
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (internasional sampai ke akuifer individu dan sumur). Masalah ini telah menjadi penyebab utam kematian dan penyakit di dunia, menyumbang kematian lebih dari 14.000 orang setiap hari. Diperkirakan 700 juta orang India tidak memiliki akses ke toilet yang tepat, dan 1.000 anak-anak India meninggal karena penyakit diare setiap hari. Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita dari beberapa tingkat pencemaran air, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman. Selain masalah-masalah akut pencemaran air di negara berkembang, negara maju juga terus berjuang mengatasi masalah polusi. Dalam laporan nasional yang paling baru pada kualitas air di Amerika Serikat, 45 persen aliran air, 47 persen dari danau, dan 32 persen dari teluk dan muara diklasifikasikan tercemar. Air biasanya disebut sebagai tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan tidak memungkinkan untuk penggunaan oleh manusia misalnya untuk air minum, dan / atau mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas-komunitas pendukung biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air.

Sumber (kontaminan)

Kontaminan tertentu menyebabkan pencemaran dalam air, mencakup spektrum yang luas dari bahan kimia, patogen, dan perubahan fisik atau sensorik seperti suhu tinggi dan perubahan warna. Sementara beberapa bahan kimia mungkin timbul secara alami (missalnya kalsium, natrium, besi, mangan, dll) konsentrasi suatu zat biasanya dijadikan tolok ukur dalam menentukan apakah suatu zat merupakan komponen alami dari air, ataukah merupakan kontaminan. Konsentrasi suatu zat yang melebihi rata-rata cukup untuk mengklasifikasi bahwa air tersebut sudah tercemar.
Kandungan zat-zat yang mengurangi kadar oksigen mungkin berasal dari bahan-bahan alami, seperti materi tanaman (misalnya daun dan rumput) atau bahan kimia buatan manusia. Bahan alami dan antropogenik lainnya dapat menyebabkan kekeruhan yang menghambat cahaya dan mengganggu pertumbuhan tanaman, serta mengganggu sistem kerja insang dari beberapa spesies ikan. Banyak zat kimia adalah beracun. Mikroorganisme patogen dapat menghasilkan penyakit yang menular melalui air dan dapat menjangkiti manusia ataupun hewan. Perubahan kimia fisik air meliputi keasaman (perubahan pH), konduktivitas listrik, suhu, dan eutrofikasi. Eutrofikasi adalah peningkatan konsentrasi nutrisi kimia dalam ekosistem. Tergantung pada tingkat keparahannya eutrofikasi berefek negatif terhadap lingkungan seperti anoksia (berkurangnya oksigen) dan pengurangan kualitas air. Eutrofikasi mempengaruhi populasi ikan dan hewan lainnya. Beberapa kontaminan penyebab pencemaran air adalah:
1. Mikroorganisme patogen
Bakteri coliform merupakan bakteri yang umum digunakan sebagai bakteri indicator adanya pencemaran air, meskipun Bakteri coliform bukan merupakan penyebab sebenarnya dari penyakit. Mikroorganisme lain yang kadang-kadang ditemukan di permukaan air dan menyebabkan masalah kesehatan manusia meliputi: Burkholderia pseudomallei, Cryptosporidium parvum, Giardia lamblia, Salmonella, Novovirus dan virus lainnya serta beberapa jenisCacing parasit.
2. Kontaminan kimia
Kontaminan kimia bisa termasuk termasuk zat organik dan anorganik. Polutan air organik meliputi: Deterjen, By Product desinfektan, limbah pengolahan makanan yang dapat mencakup zat-zat lemak dan minyak, Insektisida dan herbisida, sejumlah besar organohalides dan senyawa kimia lainnya, Minyak hidrokarbon, termasuk bahan bakar (bensin, solar, bahan bakar jet, dan minyak bakar) dan pelumas (oli motor), dan produk sampingan pembakaran bahan bakar, serpihan dari kegiatan penebangan pohon dan semak, senyawa volatil organik (VOC) seperti pelarut industri dari penyimpanan yang tidak tepat., bifenil Polychlorinated (PCB), Trichloroethylene, Perklorat, Berbagai senyawa kimia yang ditemukan dalam produk kebersihan pribadi dan produk kosmetik.
Polutan air anorganik meliputi: Limbah industri (terutama sulfur dioksida), Amonia dari limbah pengolahan makanan, Limbah kimia sebagai produk sampingan industry, Pupuk yang mengandung nutrisi – nitrat dan fosfat, Logam berat dari kendaraan bermotor, sedimen dari buangan lokasi konstruksi, penebangan, dan situs pembukaan lahan.
Item makroskopik kasat mata yang disebut “floatables” atau sampah laut saat ditemui di laut lepas, dapat mencakup item seperti: Sampah (misalnya kertas, plastik, atau makanan sampah) dibuang oleh orang-orang di tanah, bersama dengan disengaja atau pembuangan sampah, yang dicuci oleh curah hujan ke saluran badai dan akhirnya dibuang ke air permukaan, Kapal Karam.

Sementara jika ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara lain:
1. Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.
2. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai.
Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur.
Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman.
Di kota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Di dalam air got yang demikian tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.
3. Limbah Industri
Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Di laut, sering terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal lain atau karang. Minyak yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan kilometer. Ikan, terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang mati karenanya. Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.
4. Penangkapan Ikan Menggunakan racun
Beberapa penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan atau potas (racun) untuk menangkap ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air. Racun tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk hidup yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya perairan.
Dampak Pencemaran Air
Pada akhir abad XX ini, limbah kegiatan industri dikatakan telah mengancam seluruh.negeri. Hal ini disebabkan karena melalui mekanisme alam seperti tiupan angin, aliran air sungai, daya rambat di tanah melalui difusi limbah tersebut dapat menyebar ke mana-mana.
Buangan di perairan menyebabkan masalah kehidupan biota dalam bentuk keracunan bahkan kematian. Gangguan terhadap biota perairan telah menimbulkan dampak penurunan kualitas dan kuantitas biota perairan (ikan dan udang). Kelebihan pupuk yang dialirkan ke rawa atau ke danau dapat menimbulkan suburnya enceng gondok. Selain itu, erosi lumpur yang terbawa ke laut kemudian diendapkan mengakibatkan tertutupnya permukaan karang yang pada akhirnya menyebabkan kematian karang.
Akibat pencemaran itu kehidupan dalam air dapat terganggu dengan mematikan binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan dalam air karena oksigen yang terlarut dalam air akan habis dipakai untuk dekomposisi aerobik dari zat-zat organik yang banyak terkandung dalam air buangan.
Pencemaran yang tidak disebabkan oleh sifat racun dari bahan-bahan pencemar adalah :
Kandungan lumpur yang meningkat di dalam air mengurangi jumlah cahaya yang masuk yang diperlukan untuk berfotosintesis. Unsur hara yang masuk berlebihan ke ekosistem perairan dapat menyebabkan pertumbuhan yang sangat cepat dari algae atau tanaman air, sehingga menyebabkan berkurangnya bentuk kehidupan lainnya seperti ikan dan kerang-kerangan.
Buangan air panas meskipun tidak langsung membunuh biota air, dapat merubah kondisi dari lingkungan hidupnya. Akibatnya, satu jenis akan tumbuh dan berkembang lebih cepat sedang yang lain justru dapat terhambat. Kelakuan ikan yang selalu berpindah (migration) dapat berubah disebabkan adanya perubahan suhu yang relatif cepat pada jarak yang pendek.Lumpur erosi sebagai akibat pengelolaan tanah yang kurang baik dapat diendapkan di pantai-pantai dan mematikan kehidupan karang atau merusak tempat berpijak biota perairan.Senyawa organik di dalam proses penguraiannya dapat mengambil zat asam dari air terlalu banyak, sehingga membahayakan kehidupan di tempat itu.Air sungai yang mengalir berlebihan ke perairan pantai dapat membentuk lapisan yang menghalangi pertukaran massa air dengan lapisan air yang lebih subur dari bawah.
Pencemaran limbah ke lingkungan perlu diperhatikan dan diantisipasi dengan baik, lebih-lebih terhadap air sungai, karena air sungai dipakai penduduk untuk berbagai keperluan. Pencemaran sungai oleh air buangan ditinjau dari sudut mikrobiologi antara lain : pencemaran bakteri patogen dan non patogen serta bahan organik. Banyaknya bahan organik akan merangsang pertumbuhan mikroorganisme menjadi pesat. Hal ini mengakibatkan pemakaian oksigen akan cepat dan meningkat, akibatnya kadar oksigen terlarut dalam air akan menipis dan menjadi sedikit sekali, yang akhirya mengakibatkan mikroorganisme dan organisme air lainnya yang memerlukan oksigen mati. Ekologi air akan berubah drastis. Keadaan menjadi anaerobik, sehingga air sungai busuk, dan tidak sehat bagi pertumbuhan mikroorganisme flora dan fauna air itu. Lingkungan hidup yang demikian ini sudah rusak dan tidak layak lagi bagi kebutuhan hidup kita.
Kerugian Terhadap Lingkungan & Ekonomi
Kerusakan lingkungan ternyata menimbulkan dampak negatif luar biasa bagi kehidupan manusia. Betapa tidak, khusus untuk kerusakan terhadap Daerah Aliran Sungai (DAS) saja hingga berakibat tercemarnya air yang terjadi hampir di seluruh Indonesia kerugian yang dialami diperkirakan mencapai Rp 45,5 triliun pertahun, kerugian yang ditimbulkan akibat pencemaran air sungai itu berdasarkan penelitian Asian Devloment Bank tahun 2008. Dijelaskan, kerusakan lingkungan pada daerah Aliran Sungai (DAS) terjadi selain disebabkan beradaan sungai tidak dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, tapi secara umum terjadi akibat tidak diperhatikan dan terabaikannya aspek kelestarian lingkungan. Sumber Daya Alam (SDA) di pulai terbesar ketiga di dunia ini ujarnya, telah mengalami degradasi, terjadinya degradasi hutan sebagai dampak karena adanya penembangan hutan yang dilakukan penebangan baik secara legal maupuan illegal secara berlebihan.Hingga eksploitasi pengerukan terhadap sumber daya alamnya lainnya seperti halnya maraknya pertambangan batubara tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan dan dampak yang terjadi. Jika dalam beberapa tahun kedepan kedua sumber daya alam tersebut terus-terus menerus dilakukan eksploitasi, maka dalam beberapa tahun dipastikan terjadinya kerusakan lingkungan wilayah Kalimantan akan semakin bertambah parah. Bayangkan Kalimantan yang dulunya sangat luas memiliki hutan, namun pada tahun 20020 berdasarkan perkiraan jika tidak dilakukan berbagai upaya antisipasi serta rehabilitasi, dipastikan hanya tinggal ujung-unjung saja lagi. Padahal ancaman dampak terhadap kerusakan sumber alam ini sungguh luar biasa, karena selain bisa menimbulkan becana, tapi juga akan mengancam kepunahan ekologi margasatwa yang ada di dalamnya.
Kerugian Bagi Kesehatan Masyarakat
Masyarakat yang tinggal di sekitar sungai tentunya memanfaatkan sungai dalam kehidupan sehari-hari mereka, baik mencuci, memasak, mandi maupun minum. Ketika mereka menggunakan air sungai yang telah tercemar, tentu akan ada efek samping yang dirasakan. Efek samping utama yang diterima oleh masyarakat ialah penyakit. Penyakit yang terjadi umumnya ialah penyakit diare. Diare dapat terjadi akibat protozoa maupun bakteri. Umumnya diare disebabkan oleh bakteri dalam air. Air yang kotor digunakan untuk mencuci sehingga bakteri tertinggal di benda-benda yang kemudian digunakan oleh warga.
Selain diare, penyakit lain yang dapat menyerang warga ialah cacingan. Cacingan terjadi akibat infeksi dari telur cacing yang masuk ke tubuh manusia. Penyakit ini ditandai dengan perut buncit namun kondisi tubuh yang kurus. Penyakit kulit juga merupakan penyakit yang umum diderita masyarakat pengguna air tercemar. Biasanya gatal-gatal ialah ciri utama yang terjadi sebelum penyakit kulit menjadi lebih parah. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan mineral yang beracun untuk kulit.

Penanggulangan Pencemaran Air
Penanggulangan dan usaha pemecahan masing-masing masalah tentu harus berbeda. Sebagai contoh misalnya:
Usaha reboisasi atau penghijauan serta pengelolaan daerah air sungai (DAS) untuk mengurangi intensitas dan volume erosi.
Pembatasan penangkapan dengan berbagai cara (musim penangkapan, mata jaring, jenis alat-alat penangkapan tertentu dan lain-lain).
Pengaturan dan pembatasan bahan-bahan pembuangan industri dengan segala sanksinya bagi masalah pencemaran laut dan wilayah pesisir pantai.
Memonitor segala perubahan komposisi biotik dan abiotik dan ekosistem laut yang menunjukkan telah terjadinya pencemaran, kerusakan, dan gangguan.
Selain cara penanggulangan yang telah disebutkan di atas, kita juga dapat melakukan penanggulangan lain seperti di bawah ini:
Menjaga kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
Tidak membuang sampah ke sungai. Hal ini dapat dikarenakan tidak adanya fasilitas pembuangan sampah yang layak dan mencukupi terutama di kota-kota besar. Sering kita melihat penumpukan sampah di daerah-daerah yang bukan merupakan tempat pembuangan sampah.
Menciptakan tempat pembuangan sampah yang cukup dan memadai. Hal ini mutlak dilakukan agar sistem pembuangan sampah dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sampah menjadi kontribusi tertinggi dalam pencemaran air. Jika masalah sampah dapat segera teratasi maka pencemaran air pun juga akan teratasi dengan cepat.
Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga yang nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem. Hal ini telah diregulasi oleh pemerintah. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengatasi pencemaran ini. namun komitmen seluruh perusahaan penyumbang limbah ini juga sangat dibutuhkan agar semua pihak dapat turut menjaga kelestarian lingkungan yang ada.
Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar.
Sedangkan untuk menyikapi pencemaran air, dapat dilakukan beberapa cara sebagai berikut:
1. Program pengendalian pencemaran dan pengrusakan lingkungan
2. Mengurangi beban pencemaran badan air oleh indutri dan domestik.
3. Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.
4. Program rehabilitasi dan konservasi SDA dan lingkungan hidup
5. Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.
6. Menanggulangi kerusakan lahan bekas pertambangan, TPA, dan bencana.
7. Meningkatkan konservasi air bawah tanah.
8. Rehabilitasi dan konservasi keanekaragaman hayati.
Untuk menekan dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran air ini kita dapat melakukan usaha pencegahan pencemaran air. usaha pencegahan pencemaran air ini bukan merupakan proses yang sederhana, tetapi melibatkan berbagai faktor sebagai berikut:
Air limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah lebih dahulu sehingga memenuhi standar air limbah yang telah ditetapkan pemerintah.
Menggunakan bahan yang dapat mencegah dan menyerap minyak yang tumpah di perairan.
Tidak membuang air limbah rumah tangga langsung ke dalam perairan. Hal ini untuk mencegah pencemaran air oleh bakteri.
Limbah radioaktif harus diproses dahulu agar tidak mengandung bahaya radiasi dan barulah dibuang di perairan.
Mengeluarkan atau menguraikan deterjen atau bahan kimia lain dengan menggunakan aktifitas mikroba tertentu sebelum dibuang ke dalam perairan umum.
Semua ketentuan di atas bila tidak dapat dipenuhi dapat dikenakan sanksi.
Banyak cara yang dilakukan pemerintah untuk menangani pencemaran air bersih ini. namun semua itu tidak ada artinya bila kita sendiri sebagai masyarakat tidak mendukung teciptanya lingkungan yang bersih dan nyaman. Semua itu tergantung pada kesadaran kita masing-masing untuk menjaga lingkungan. Kita dapat menanamkan sikap cinta lingkungan sejak dini di lingkungan keluarga. misalnya saja melakukan kerja bakti membersihkan rumah sebulan sekali, mencontohkan langsung kepada anak bahwa kita harus membuang sampah di tempatnya, jangan menggunakan air lebih dari kebutuhan, mengajarkan kepada anak untuk menanam tanaman di sekitar rumah.
Selain itu kita juga dapat membuat daerah resapan air di sekitar rumah dengan cara membuat lubang-lubang kecil di sekitar rumah yang kemudian di isi dengan sampah organik seperti daun-daun kering sehingga nantinya akan menjadi kompos dan dapat menambah unsur hara di dalam tanah. Selain itu juga dapat meningkatkan aktivitas organisme yang ada di dalam tanah seperti cacing untuk membuat ruang resapan air. Dengan begitu air yang tertampung akan semakin banyak dan diharapkan kualitas air akan bertambah. Tindakan yang nyata akan lebih berguna daripada hanya ceramah tanpa diimbangi dengan perbuatan.

Sumber
http://uphilunyue.blogspot.com/2013/03/penanggulangan-pencemaran-air.html
http://www.kajianpustaka.com/2012/11/sumber-dan-dampak-pencemaran-air.html#.UXEpk6IXE8o
http://irwantoshut.net/pencemaran_air.html
http://siklus.lmb.its.ac.id/?p=99

Kerugian Akibat Pencemaran Air Rp 45,5 Triliun/Tahun

Pencemaran Air Sungai dan Dampaknya pada Kesehatan Masyarakat Sekitar

Nama : Sandi Firmansah
NRP : 21.2010.116
Matkul : Ilmu Lingkungan

Riset/Penelitian Pedestrian pada Ciwalk (kerangka)

BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Kota Bandung sebagai tujuan wisata baik turis asing maupun lokal menawarkan tempat-tempat yang cocok dan nyaman bagi tujuan wisata. Salah satu tujuan wisata adalah mall yang tersebar di banyak daerah-daerah di Kota Bandung. Banyak mall di Kota Bandung yang menawarkan konsep mulai dari education mall hingga one stop shopping. Salah satu nya adalah Cihampelas Walk.
Cihampelas Walk yang terletak di Jalan Cihampelas 160 Bandung, merupakan sebuah mall dengan konsep one stop shopping yang sangat menghargai dan memikirkan pejalan kaki bagi para pengunjungnya. Konsep yang diangkat oleh Cihampelas Walk adalah city walk yaitu banyaknya ruang terbuka daripada ruang terbangun yang difungsikan sebagai bangunan komersil.
Cihampelas Walk yang berdiri diatas lahan 3,5 hektare memiliki perbandingan 40 % area terbangun, dan 60 % area terbuka. Dengan kata lain Cihampelas Walk sangat memperdulikan ruang-ruang tebuka bagi kenyamanan tiap pengunjungnya. Yang berarti Cihampelas Walk sangat konsisten dengan konsep city walk yang ingin diangkat dari sebelumnya. Konsep city walk tersebut diaplikasikan dengan pola sirkulasi yang teratur dan nyaman. Salah satu pengaplikasiannya yaitu dengan memberikan fasilitas pedestrian yang nyaman dan aman. Pedestrian yang ada di kawasan Cihampelas Walk itu sendiri bukan hanya memberikan rasa nyaman bagi setiap pengunjung yang datang, akan tetapi sebagai penyerapan air hujan juga.
Oleh karena itu dengan dipilihnya Cihampelas Walk sebagai objek penelitian sangat cocok dengan tema sustainable yang ingin diangkat pada seminar semester ini. Dengan disusunnya penelitian mengenai Cihampelas Walk ini, diharapkan masyarakat luas, pemerintah, dan perencana dapat sama-sama mendorong isu sustainable dan sama-sama meratakan ekonomi, lingkungan dan sosial yang berhubungan dengan arsitektur.

Tujuan Penelitian
Mengkaji konsep city walk pada kawasan Cihampelas Walk.
Mengkaji pola sirkulasi pada Cihampelas Walk yang diaplikasikan oleh fasilitas pedestrian.
Mengkaji konsep city walk yang berhubungan dengan kaitan ekonomi, lingkungan dan sosial.
Mengkaji dampak dari objek yang diangkat bagi kaitan ekonomi, lingkungan dan sosial.

Manfaat Penelitian
1.3.1 Kegunaan Akademik
Dengan dilakukan penelitian terhadap kawasan Cihampelas Walk ini, diharapkan mahasiswa Teknik Arsitektur dapat memahami keterkaitan ekonomi, lingkungan dan sosial yang diaplikasikan lewat konsep city walk yang diangkat Cihampelas Walk.
1.3.2 Kegunaan Praktis
Dengan dilakukan penelitian terhadap kawasan Cihampelas Walk ini, diharapkan muncul peran serta pemerintah dalam perencanaan kota Bandung agar pusat komersial-komersial yang ada bukan hanya mengejar sisi ekonomi semata, tapi juga menyeimbangkan antara ekonomi, lingkungan, dan sosial.

Lingkup Studi
Lingkup studi meliputi perencanaan salah satu komponen site yaitu keberadaan pedestrian, karakteristik, dan manfaat yang ditimbulkan.
Hal-hal yang dikaji mengenai kawasan Cihampelas Walk adalah sebagai berikut :
Tingkat kenyamanan yang diberikan kepada pengunjungnnya.
Efek yang diberikan pedestrian tersebut untuk lingkungan.
Manfaat dari pola pedestrian tersebut terhadap kuantitas pengunjung.

Metodologi Penelitian
Pendekatan studi ini dilakukan untuk memberikan kejelasan dan pengenalan dalam kasus yang diangkat. Metodologi penelitian ini adalah mengkaji alur hubungan antara fungsi bangunan dan fungsi ruang luar, khususnya pedestrian dengan kenyamanan pengguna (manusia) pada kawasan Cihampelas Walk di kota Bandung secara tulisan.
Karena penelitian ini juga merupakan penulisan kualitatif yang bertujuan untuk memberi penjelasan (explanatory), maka cara yang diambil dalam penelitian ini melalui penalaran induktif, yaitu memperoleh kesimpulan-kesimpulan umum dari sejumlah kasus tunggal.
Pendekatan penulisan yang dipakai dalam melaksanakan penulisan ini adalah dengan grounded theory, yaitu jenis penulisan kualitatif yang mempunyai sasaran secara induktif menghasilkan sebuah teori dari hasil data-data yang didapat. Pada model penulisan ini peneliti membangun substantive theory yang berbeda dari grand atau formal theory.
Landasan Dasar Penelitian
Landasan dasar penelitian ditentukan berdasarkan fakta dan fenomena yang terjadi dan berlangsung secara terus menerus, sehingga diperoleh gambaran dari aktivitas pengguna ruang terbuka kota. Hal ini diperkuat dengan objek penulisan nantinya.
Metode Pendekatan Penelitian
Jenis Metode penelitian yang akan dipakai adalah metodologi penelitian kualitatif. Dalam terapan penelitian itu berarti bahwa kita perlu melengkapi kognisi kita dan pembaca sehingga realitas yang kita deskripsikan dalam penelitian kita menjadi realitas yang berbeda agar dapat dicapai kesepakatan (penulis dan pembaca) bahwa realitas hasil penelitian tersebut memperoleh kesepakatan kelompok.
Penelitian ini juga memiliki tujuan untuk menggambarkan suatu keadaan bersifat sementara yang berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab gejala tertentu.
Strategi dan Langkah-Langkah Pokok Penelitian
Tahap Awal Penelitian
Tahap ini terdiri dari beberapa langkah dan persiapan yaitu:
Mengurus perizinan objek penelitian.
Persiapan alat.
Melakukan survey mendasar ke objek penelitian.
Persiapan kuisioner dan identifikasi objek bila diperlukan.
Penyusunan data-data fisik dan non-fisik secara teoristis.
Penyusunan pertanyaan untuk wawancara sebagai pendukung penelitian.

1.5.3.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian
Mencari literatur dan teori-teori para pakar mengenai elemen fisik kota, khususnya pedestrian.
Penyusunan sistematik mengenai literatur dan teori-teori tersebut tentang suatu kawasan khususnya pedestrian serta fungsi kawasan Cihampelas Walk dengan maksud dan tujuan penelitian.
Menganalisa data dari kajian teori yang telah disusun.
Melakukan wawancara pada pihak pengelola Cihampelas Walk.
Melakukan survey lapangan di kawasan Cihampelas Walk.

1.5.3.3 Tahap Akhir Penelitian
Penyusunan data-data hasil survey dan wawancara.
Penyusunan Laporan penelitian.
Penyusunan Kesimpulan.
Revisi akhir.

1.5.4 Metodologi dan Teknik Pengumpulan Data
1.5.4.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan termasuk kedalam penelitian deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang menggambarkan suatu objek dan kondisi, peristiwa atau kejadian pada saat ini. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Moh. Nazir.
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. (Nazir, 2005:54)
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang didalam penelitiannya menggambarkan suatu kondisi, suatu objek, peristiwa atau kejadian, dan fenomena-fenomena yang terjadi saat ini pada suatu daerah atau sasaran dari penelitian. Penelitian deskriptif juga menggambarkan hubungan antar variabel penelitian dan mendapatkan makna dari setiap permasalahan penelitian.

1.5.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan dua cara, yaitu :
Teknik Pengumpulan Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui langsung ke lokasi penelitian (field research) untuk mencari data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan dengan cara :
Pengamatan atau observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung sejumlah acuan yang berkenaan dengan topik penelitian serta melakukan pencatatan.
Wawancara (Interview) adalah teknik pengumpulan data dengan tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait, dan berhadapan langsung dengan informan yang dianggap mengerti permasalahan yang diteliti.
Teknik Pengumpulan Data Sekunder yaitu data yang diperlukan untuk mendukung data primer. Pada penelitian ini data sekunder yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data-data yang diperoleh melalui buku-buku ilmiah, tulisan, karangan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian.
Dokumentasi yaitu dengan menggunakan catatan-catatan yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

1.5.4.3 Merencanakan Survey
Survey dilakukan berdasarkan prosedur yang sudah dibuat dan sudah mendapat izin dari pihak Cihampelas Walk di Kota Bandung.
1.5.4.4 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di kawasan Cihampelas Walk di Kota Bandung.
1.5.4.5 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan setelah segala persiapan tahap awal penelitian sudah dirasa cukup dan matang.
1.5.4.6 Variabel dan Sumber Data
Variabel Penelitian
Materi penelitianyang diungkapkan akan memberikan fenomena terhadap obyek kawasan dan akan mempengaruhi variabel penelitian yang akan digunakan dalam penulisan. Hal-hal yang digunakan dalam pemilihan variabel penelitian adalah :
Uraian dari landasan teori.
Fenomena tentang kebutuhan ruang luar sebagai ruang publik.
Mudah diukur dan mudah digunakan dalam proses pengolahan data dan analisis.
Sumber Data :
Data Pribadi.
Data fisik dan wawancara yang diperoleh dari pihak pengguna dan pihak pengelola Cihampelas Walk di Kota Bandung.

1.5.4.7 Alat/Instrumen
Instrumen penelitian yang paling dominan adalah penyusun sebagai subjek pengamat dilapangan dengan dibantu oleh alat bantu berupa :
Foto dan kamera yang merekam kegiatan.
Alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan.
Gambar-gambar perancangan pedestrian kawasan Cihampelas Walk di Kota Bandung.

Metode Analisa Data
Semua data-data yang sudah diperoleh disusun dan di analisa sesuai dengan landasan teori yang dipakai pada saat penulisan untuk melihat perbandingan atau kebenaran teori yang terjadi di kawasan Cihampelas Walk di Kota Bandung.

_1.6 Skema Pemikiran dan Penelitian

_
_
________
_
_
_
__
__

_
_
__

__

_______

1.7 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan pada laporan seminar ini dibagi menjadi beberapa bab. Masing-masing bab terdiri dari bahasan yang berdasarkan dengan jenis pembahasannya. Adapun bagian dari beberapa bab tersebut yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang pemberian judul sebagai studi yang akan dibahas, permasalahan-permasalahan yang ada, tujuan studi yang akan dikaji, manfaat-manfaat apa yang akan dikaji, lingkup pembahasan yang akan dibahas, studi pustaka yang berkaitan dengan studi serta metoda dan teknik pengumpulan data serta sistematika yang digunakan dalam pembahasan.
BAB II KAJIAN TEORI
Merupakan landasan teori yang digunakan sebagai acuan dalam mengkaji suatu permasalahan dalam studi mengenai Kajian Kenyamanan Fasilitas Pedestrian Cihampelas Walk bagi Manusia. Bab ini merupakan tinjauan teoritis dari pengamatan terhadap objek yang akan dikaji yang berisi keberadaan, fungsiserta standar-standar penerapan desain pedestrian pada kawasan Cihampelas Walk.
BAB III METODE PENELITIAN
Merupakan tata cara atau langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan penelitian guna memperoleh data dan informasi tentang fasilitas pedestrian Cihampelas Walk di Kota Bandung.
BAB IV HASIL SURVEY
Merupakan kajian studi mengenai permasalahan yang dikaji dengan peninjauan langsung terhadap kasus yang akan diambil sebagai kajian kenyamanan fasilitas pedestrian Cihampelas Walk.
BAB V ANALISA
Merupakan pembahasan mengenai tinjauan khusus berisi analisis-analisisdesainpedestrianterhadap fungsi kawasan Cihampelas Walk dan keterkaitan antara teori-teori serta data-data yang ada yang menunjang dari segi komponen-komponen pada tolok ukur Greenship Existing Building khususnya Appropriate Site Developmentyang terkait dari tinjauan khusus yang dikaji.

BAB VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari hasil analisa-analisa serta pengamatan yang dikaji mengenai fasilitas pedestrian Cihampelas Walk di Kota Bandung.

The Acropolis (Ars Kontemporer)

The Acropolis, simbol peradaban Yunani kuno, yang berasal dari abad V SM, merupakan salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi di dunia. The New Acropolis Museum adalah sebuah museum arkeologi yang terletak di kota Athena, dalam jarak berjalan kaki dari Acropolis.
Sebelumnya, bekerja di kantor lain dalam Acropolis. Ini memiliki asal-usulnya pada 1833, setelah penarikan dari Turki, ketika pertama kali menemukan arkeologi disimpan dalam sebuah waduk, terletak di sebelah barat dari Parthenon. Antara 1865 dan 1874, arsitek Panages Kalkos dibangun museum, yang diperluas ke rumah karya dan Kawerau Cavadias ditemukan dalam penggalian dari 1866-1889. Setelah Perang Dunia Kedua, bagian dari bangunan itu dibongkar. Selama 50, restorasi dan modernisasi dipimpin oleh arsitek Patroklos Karantina. Pada tahun 1964, pameran pertama diadakan setelah perang.
Hellene Pada tahun 1978 pemerintah memutuskan untuk mentransfer keluar dari Museum Acropolis karena kurangnya ruang pameran. Ada empat kompetisi untuk itu. Dua yang pertama, hanya melibatkan arsitek Yunani. Ini tidak menghasilkan hasil karena plot yang dipilih untuk pembangunan yang diusulkan dianggap tidak memadai.
Pada tahun 1989, ia meluncurkan kontes ketiga, internasional, kali ini dengan tiga lokasi yang mungkin dipilih oleh arsitek Italia memenangkan Nicoletti dan Passarelli. Pekerjaan konstruksi dimulai pada museum yang baru berdasarkan desain ketiga ini, namun berhenti pada tahap penggalian untuk pondasi karena penemuan sisa-sisa kota kuno Athena, menggali lebih dari 43.000 meter persegi. Kemudian naik perdebatan perkotaan pada keinginan untuk mencari lokasi lain untuk bangunan, yang mengarah ke pembatalan kompetisi pada tahun 1999.
Dalam retrospeksi, lokasi museum yang baru adalah sederhana: banyak Makrygianni digunakan sebagai penyimpan gendarmerie, di depan Teater Dionysus. Menjadi lahan publik, butuh sejumlah pengambilalihan rumah-rumah pribadi di sekitar situs. Bangunan utama dari mantan barak, gaya neoklasik, dipulihkan dan merumahkan Museum Pusat Studi Acropolis.
Kompetisi keempat dilakukan dengan premis awal pelestarian situs yang lama, dan akan mendirikan bangunan di atas panggung. Kompetisi ini adalah dengan undangan saja, yang dimenangkan oleh studio New York arsitek Bernard Tschumi bekerjasama dengan arsitek Yunani Michael Photiadis. Dalam proyek mereka, sisa-sisa arkeologi menemukan yang diawetkan dan diintegrasikan ke dalam desain dari Museum dan merupakan bagian penting dari pengalaman pengunjung.
Sebanyak 129.000.000 € menghabiskan, jumlah yang mencakup kompensasi untuk pengambilalihan 26 apartemen. Ini adalah bangunan yang paling mahal dalam sejarah kota. Sebelum selesai, pada tahun 2007 mulai operasi pemindahan benda-benda bersejarah 280 meter dari batu karang Acropolis ke museum baru. Butuh waktu empat bulan dan diperlukan penggunaan tiga tower crane untuk memindahkan patung melalui jarak tanpa masalah.
The New Acropolis Museum diresmikan pada tanggal 20 Juni 2009. Ini memiliki patung-patung yang terbuat dari batu dan perunggu, digali dekat Acropolis di Athena. Koleksi yang ditampilkan di dalamnya dibagi menjadi dua periode besar, Periode Archaic dan Periode Klasik, beberapa di antaranya memiliki berumur lebih dari 2500 tahun.
Pejabat Yunani menyatakan harapan mereka bahwa museum baru akan menjadi katalis untuk mengembalikan peninggalan kuil Parthenon yang dijarah dan tersebar di lebih dari 200 tahun yang lalu. Dan sekarang, dengan pekerjaan yang telah selesai dan kamar penuh dengan patung, otoritas Hellenic berharap museum akan membantu memenangkan pertempuran panjang untuk memulihkan sisa-sisa dipindahkan ke London pada abad kesembilan belas dan bahwa Yunani klaim berulang kali.

Tempat

The New Acropolis Museum terletak di kota Athena di wilayah bersejarah Makrygianni.
Terletak di sisi tenggara dari bukit Acropolis, jalan kuno yang mengarah ke “batu suci” di zaman klasik. Hal ini terletak 280 meter lurus ke bawah bukit, Parthenon, di pintu masuk jaringan trotoar pejalan kaki yang menghubungkan situs arkeologi dan monumen Acropolis. Lokasi ini dipilih dengan cermat untuk memungkinkan dialog antara ruang pameran museum dan bangunan Acropolis. Pintu masuk ke bangunan Dionysiou Areopagitou jalan lepas stasiun Akropoli dari metro jalur 2.
Lantai atas museum menawarkan pemandangan 360 derajat dari Acropolis dan Athena modern.
Dampak visual bangunan besar ke titik yang telah mengubah wajah seluruh bagian kota. Dari gedung-gedung tinggi dapat dilihat pada jarak seperti massa geometris dimasukkan dekat kaki batu karang Acropolis, di sisi selatan, di seberang teater Dionysus. Pada malam hari efeknya lebih kuat, karena pencahayaan yang mengalihkan perhatian dari langit indah dari gunung suci.Konsep

Dirancang untuk mengakomodasi patung paling spektakuler dari Yunani kuno, terletak di seberang dari Parthenon, salah satu bangunan yang paling berpengaruh dari peradaban Barat, dalam sebuah situs arkeologi yang sensitif, dikombinasikan dengan iklim yang hangat di wilayah gempa bumi, New Museum Acropolis menawarkan arsitektur sederhana dan tepat dengan kejelasan matematika dan konseptual Yunani kuno.
Proyek ini didasarkan pada tiga konsep yang mengubah potensi keterbatasan dari situs: listrik, gerak dan konsep tektonik dan program.
Konsep Cahaya
Lebih dari museum lainnya, cahaya itu diambil sebagai konsep utama dalam desain. Sebagai pameran ini patung, kondisi berbeda dari yang ditemukan dalam sebuah pameran lukisan. Hal ini, pertama, museum cahaya alami, terkait dengan penyajian benda patung di dalamnya.
Gerak Concept
Wisata menawarkan pengunjung gerakan urutan berbasis kaya, baik melalui waktu dan spasialitas.
Konsep tektonik dan program
Manifestasi dari struktur bangunan tercermin di luar dan dalamnya. Hal ini disusun sedemikian rupa sehingga dirancang di sekitar kebutuhan khusus dari setiap bagian dari program.

Spaces

Volume bangunan diartikulasikan di dasar, tingkat menengah dan atas, dirancang di sekitar kebutuhan khusus dari setiap bagian dari program.
Pada dasar terletak pintu masuk menghadap penggalian Makrygianni, ruang pameran temporer dan semua layanan dukungan, termasuk toko suvenir. Dilaksanakan di panggung di atas sebuah situs arkeologi, digunakan di beberapa sektor berbasis perkerasan kaca bening di mana pengunjung dapat melihat penggalian.
Pusat ini adalah persegi besar double-height trapesium bentuk yang merumahkan galeri periode kuno dari Kekaisaran Romawi, lengkap dengan fleksibilitas. Berikut diakses melalui kaca slide. Sebuah mezzanine rumah auditorium multimedia, sebuah bar yang menghadap penggalian arkeologi dan sebuah restoran dengan teras dan pemandangan Acropolis.
Bagian atas terdiri dari Gallery Parthenon, persegi panjang, yang disusun di sekitar ruang tertutup transparan. Ini, ternyata lembut untuk memandu dekorasi marmer di Parthenon tepat. Penutup transparan memberikan cahaya yang ideal untuk patung dan melihat langsung ke dan dari Acropolis. Salah satu tujuan dari galeri utama adalah untuk membawa Parthenon Marbles, saat ini tersebar di berbagai museum.
Sirkulasi dalam museum dinaikkan dalam urutan kronologis, sehingga pengunjung melintasi tur arsitektur dan sejarah.

Struktur

Bangunan ini dibangun pada jaringan kolom, sangat hati-hati menjaga peninggalan arkeologis dari situs. Tumpukan menembus tanah ke batuan dasar yang mendasari dan mengapung di atas bantalan rol mampu menahan gempa bumi berkekuatan 10 Skala Richter.

Bahan

Bangunan ini dirancang dalam kaitannya dengan daya tahan dan ketahanan terhadap berlalunya waktu, sehingga usia bangunan dengan rahmat, meskipun volume berat lalu lintas di tujuan wisata internasional.
Bahan-bahan yang dipilih untuk kesederhanaan dan ketenangan mereka: kaca, beton dan marmer. Transparansi cahaya kaca filter lembut melalui proses sablon. Struktur ini beton bertulang.
Lantai marmer dibedakan menurut daerah bangunan: hitam untuk gerakan, beige ringan untuk galeri.